Saturday, July 5, 2014

Bijak Dalam Memilih Air Minum

Kita tentu telah paham bahwa air memiliki sejuta peranan yang penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Wajar saja para pakar kesehatan mengajurkan untuk meminum air putih minimal 8 gelas atau setara dengan 1,5 liter air setiap hari. Namun tanpa kita sadari air yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan ini juga dapat berdampak buruk bila proses pengolahannya tidak sesuai aturannya.
Bila melihat ketersediaannya, jumlah air di dunia begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada di bumi sekitar 71% namun hanya 5% yang tersedia digunakan sebagai bahan baku air minum. Bahkan, untuk bahan baku air minum di kota besar hanya dapat dipenuhi sekitar 45 % sedangkan di pedesaan sebesar 10 %.

Dulu, masyarakat dapat langsung meminum air dari sungai tanpa harus dilakukan proses pengolahan karena ketersediaan sumber mata air bersih masih banyak dan belum banyak kontaminan yang membahayakan kesehatan. 
Sayangnya sering dengan meningkatnya populasi manusia dan kegiatan industri yang tidak diimbangi dengan pengolahan limbah cair yang baik membuat ketersediaan air bersih semakin berkurang. Hal ini sangat berpengaruh pada kualitas dan ketersediaan sumber air yang digunakan untuk proses pengolahan air minum.

Untuk menjamin kualitas air minum, pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 mengenai Persyaratan Kualitas Air Minum. Syarat tersebut harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas mikroorganisme, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya.

Parameter kualitas air minum yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah berhubungan dengan mikrobiologi dan beberapa bakteri atau kelompoknya dievaluasi sebagai organisme indikator, diantaranya, Escherichia coli dan coliform lainnya. Bakteri tersebut dianggap indikator pencemaran bakteriologis air minum yang menjadi penyebab penyakit pencernaan seperti diare.

Untuk yang berhubungan dengan kimia organik berupa arsenik, flourida, kromium, kadmium, nitrit, sianida dan selenium. Sedangkan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi berupa aluminium, besi, klorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, dan lainnya.
Bijak dari Sekarang
Air minum itu harus jernih, tidak berbau, tidak memiliki rasa dan bebas kontaminan yang dapat membahayakan kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan airminum umumnya dapat bersumber dari empat katagori: pertama, air minum dari air sumur/tanah, air ini harus dimasak terlebih dulu sebelum digunakan sebagai air minum dan kualitasrnya tergantung lokasi.

Kedua, air minum dari Perushaan Air Minum (PAM), Air ini termasuk kualitas air bersih yang bersumber dari air permukaan, pada umumnya telah mengalami pencemaran fisik, kimia, biologis dengan proses pengolahan konvensional sampai kompleks. Air PAM ini harus dimasak dulu sebelum digunakan sebagai air minum.

Ketiga, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang merupakan potable water (air minum langsung) sesuai SNI 01-3553-1996 dan memiliki harga jual relatif mahal. Air ini bersumber dari mata air yang diproses dengan menggunakan pengolahan kompleks yang dikemas dalam wadah botol atau gelas dan keempat, Air Minum Isi Ulang (AMIU), air minum ini bersumber dari berbagai variasi sumber air dan di proses dengan cara pengolahan komplek dan memiliki harga jual lebih murah dibanding AMDK.
Dewasa ini, fenomena penggunaan air minum isi ulang di masyarakat semakin meningkat, namun kualitasnya tidak bisa dijamin. Selain itu, Penggunaan sistem pengolahan bahan baku air minum konvensional seperti sedimentasi, koagulasi-flokulasi, filtrasi dan penggunaan desinfektan seperti klorin, tidak dapat menjamin untuk menghasilkan bahan baku air minum.
Berdasarkan hasil studi 120 sampel air minum isi ulang dari 10 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikampek, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Denpasar, sempat menjadi perhatian publik karena pada beberapa sampel ditemukan sekitar 16% terkontaminasi bakteri coliform.

Selain itu, Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang disadur dari Media Indonesia.com menyebutkan sekitar 60-70 % sumur milik warga tercemar bakteri e-coli. Bakteri tersebut berasal dari jamban yang berdekatan dengan sumur. Bahkan, sebagian besar sungai-sungai di Indonesia juga tercemar bakteri e-coli sehingga air sungai di Indonesia tidak layak minum.
Mengutip Helth.Detik.com, meski semakin tinggi ekonomi sebuah keluarga, semakin tinggi juga tendensi untuk menggunakan air minum dalam kemasan bermerek tapi jumlah orang yang menggunakan metode merebus air mentah masih tinggi di seluruh tingkat ekonomi yakni di atas 40%.
 Lazim diketahui bahwa air PAM maupun air tanah hasil pompa, kualitasnya berbeda-beda di setiap daerah. Tak jarang air yang keluar berwarna keruh dan berbau kaporit sangat tajam. Meski merebus dapat menghilangkan bakteri, virus, tapi air minum hasil rebusan kadang masih memiliki rasa dan berbau kaporit (Helth.Detik.com).
 
Merebus air juga tidak bisa menghilangkan bahan berbahaya seperti pestisida, trihalometan, logam berat (timbal, kadmium, kromium dan merkuri), besi, aluminium, mangan dan kotoran organik yang terlihat mata. Cukup merepotkan dan menghabiskan banyak waktu kalau ingin merebus air dalam jumlah banyak dan boros konsumsi gas elpiji sementara harganya naik terus (Helth.Detik.com).

Melihat data dan hasil penelitian tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat agar bijak dalam memilih air minum. Air minum murah belum tentu juga menyehatkan. Untuk itu, kita perlu menggali informasi mengenai syarat dan kualitas air minum dari blog pribadi, publikasi media atau hasil kajian akademisi. Dulu memang berbeda dengan sekarang. Itu kalimat yang pantas, untuk cerdas dalam memilih air minum. Masyarakat zaman dulu dapat dengan mudahnya memperoleh air bersih untuk air minum, lantas bagaimana untuk zaman semaju sekarang ini? Bila ada pun perlu dipertanyakan kualitasnya.

Pilihan baru
Terobosan-terobosan baru terus lakukan untuk melakukan pengolahan air minum yang ekonomis, efisien dan berdampak baik bagi kesehatan seperti yang telah dilakukan oleh Perusahaan Unilever pada 2010 lalu yang dikenal dengan nama Pureit.

Pureit merupakan produk water purifier yang berfungsi untuk memurnikan air bersih sehingga menghasilkan air siap minum, aman untuk dikonsumsi serta bebas segala kuman berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit. Salah satu produknya yaitu Pureit Marvella.

Pureit Marvella adalah pemurni air berteknologi UV yang dapat mengubah air keran menjadi airminum. Pureit Marvella sangat cocok untuk konsumen bergaya hidup modern yang sangat mementingkan kepraktisan.


Komponen Pureit  Marvella.

Dalam proses pengolahannya. Pureit Marvella memiliki 4 teknologi pemurnian air canggih yang disebut "Germkill Technology" (teknologi pembunuh kuman) yang terdiri dari: (1) Filter Sedimen yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran yang terlihat, (2) Filter Karbon Aktif yang berfungsi untuk menghilangkan parasit, pestisida, klorin, rasa dan bau, (3) Filter Sedimen Plus yang berfungsi untuk menghilangkan partikel karbon dan sisa kotoran dan (4) Sinar UV Intensitas tinggi yang berfungsi untuk menghilangkan kuman, parasit, dan bakteri berbahaya.

Pureit telah memenuhi kriteria ketat internasional dari Environmental Protection Agency (EPA), Amerika Serikat, juga sudah teruji di Scottish Parasite Diagnostic Laboratory Glasgow Inggris, London School of Hygiene and Tropical Medicine, Unilever Laboratory dan lembaga lainya.
Di Indonesia sendiri, Pureit telah mendapatkan pengakuan dari beberapa laboratorium terkemuka di bawah naungan UGM, ITB dan IPB dengan menggunakan standar ketat air minum dari Permenkes No. 492/MENKES/Per/IV/2010, dimana air yang disarankan untuk diproses oleh Pureit adalah air tanah atau PAM yang biasa dimasak untuk menjadi air minum.
Bijak dalam memilih air minum, sebagai langkah pencegahan dini dari dampak buruk kesehatan dikemudian hari. Air minum berkualitas tidak cuma didapat di tempat mewah saja, tapi sekarang ini sudah tersedia di rumah. Dengan Pureit air minum terlindung dari kuman, sangat praktis dengan pengisian otomatis. Satu langkah mudah menikmati air minum yang terlindung dari kuman, karena sehat itu mahal.
Artikel Ini diperuntukan untuk mengikuti Lomba Kontes BLOGdetik dan Pureit Unilever Indonesia Bertemakan “Syarat Air Minum yang Layak Dikonsumsi“

Referensi:
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010
2. Hazmi A., Desmiarti R., Bayu H., Lilla. (2010). “Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Plasma: Studi Literatur”, Proceeding KonNas PBKL-2010 ISSN: 2087-6343. Padang 4-5 November 2010
3. Bayu Haryanto dan Lilla Riswelra (2012) “Penggunaan Teknologi Sistem Plasma Untuk Meningkatkan Kualitas Air Minum”, Universitas Bung Hatta, Padang.
4. Mandaazzahra.wordpress.com
5. Media Indonesia.com
6. Healthdetik.com
7. Pureitwater.com
8. pureitpemurniair.wordpress.com
———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

1 comment:

  1. setuju sekali dengan artikelnya air untuk minum lulus proses agar layak minum

    ReplyDelete